PERTAMBANGAN
A.
Permasalahan
dalam pembangunan pertambangan energi
Jumlah penduduk dunia terus
meningkat setiap tahunnya, sehingga peningkatan kebutuhan energi pun tak dapat
dielakkan. Dewasa ini, hampir semua kebutuhan energi manusia diperoleh dari
konversi sumber energi fosil, misalnya pembangkitan listrik dan alat
transportasi yang menggunakan energi fosil sebagai sumber energinya. Secara
langsung atau tidak langsung hal ini mengakibatkan dampak negatif terhadap
lingkungan dan kesehatan makhluk hidup karena sisa pembakaran energi fosil ini
menghasilkan zat-zat pencemar yang berbahaya.Pencemaran udara terutama di kota-kota
besar telah menyebabkan turunnya kualitas udara sehingga mengganggu kenyamanan
lingkungan bahkan telah menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan. Menurunnya
kualitas udara tersebut terutama disebabkan oleh penggunaan bahan bakar fosil
yang tidak terkendali dan tidak efisien pada sarana transportasi dan industri
yang umumnya terpusat di kota-kota besar, disamping kegiatan rumah tangga dan
kebakaran hutan.
Secara umum, kegiatan eksploitasi
dan pemakaian sumber energi dari alam untuk memenuhi kebutuhan manusia akan
selalu menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan (misalnya udara dan
iklim, air dan tanah). Berikut ini disajikan beberapa dampak negatif penggunaan
energi fosil terhadap manusia dan lingkungan:
1. Dampak
Terhadap Udara dan Iklim
Selain menghasilkan energi,
pembakaran sumber energi fosil (misalnya: minyak bumi, batu bara) juga
melepaskan gas-gas, antara lain karbon dioksida (CO2), nitrogen oksida
(NOx),dan sulfur dioksida (SO2) yang menyebabkan pencemaran udara (hujan asam,
smog dan pemanasan global).
Emisi NOx (Nitrogen oksida) adalah
pelepasan gas NOx ke udara. Di udara, setengah dari konsentrasi NOx berasal
dari kegiatan manusia (misalnya pembakaran bahan bakar fosil untuk pembangkit
listrik dan transportasi), dan sisanya berasal dari proses alami (misalnya
kegiatan mikroorganisme yang mengurai zat organik). Di udara, sebagian NOx
tersebut berubah menjadi asam nitrat (HNO3) yang dapat menyebabkan terjadinya
hujan asam.
Emisi SO2 (Sulfur dioksida) adalah
pelepasan gas SO2 ke udara yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil dan
peleburan logam. Seperti kadar NOx di udara, setengah dari konsentrasi SO2 juga
berasal dari kegiatan manusia. Gas SO2 yang teremisi ke udara dapat membentuk
asam sulfat (H2SO4) yang menyebabkan terjadinya hujan asam.
Emisi gas NOx dan SO2 ke udara
dapat bereaksi dengan uap air di awan dan membentuk asam nitrat (HNO3) dan asam
sulfat (H2SO4) yang merupakan asam kuat. Jika dari awan tersebut turun hujan,
air hujan tersebut bersifat asam (pH-nya lebih kecil dari 5,6 yang merupakan pH
“hujan normal”), yang dikenal sebagai “hujan asam”. Hujan asam menyebabkan
tanah dan perairan (danau dan sungai) menjadi asam. Untuk pertanian dan hutan,
dengan asamnya tanah akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman produksi. Untuk
perairan, hujan asam akan menyebabkan terganggunya makhluk hidup di dalamnya.
Selain itu hujan asam secara langsung menyebabkan rusaknya bangunan (karat,
lapuk).
Smog merupakan pencemaran udara
yang disebabkan oleh tingginya kadar gas NOx, SO2, O3 di udara yang dilepaskan,
antara lain oleh kendaraan bermotor, dan kegiatan industri. Smog dapat
menimbulkan batuk-batuk dan tentunya dapat menghalangi jangkauan mata dalam
memandang.
Emisi CO2 adalah pemancaran atau
pelepasan gas karbon dioksida (CO2) ke udara. Emisi CO2 tersebut menyebabkan
kadar gas rumah kaca di atmosfer meningkat, sehingga terjadi peningkatan efek
rumah kaca dan pemanasan global. CO2 tersebut menyerap sinar matahari (radiasi
inframerah) yang dipantulkan oleh bumi sehingga suhu atmosfer menjadi naik. Hal
tersebut dapat mengakibatkan perubahan iklim dan kenaikan permukaan air laut.
Emisi CH4 (metana) adalah pelepasan
gas CH4 ke udara yang berasal, antara lain, dari gas bumi yang tidak dibakar,
karena unsur utama dari gas bumi adalah gas metana. Metana merupakan salah satu
gas rumah kaca yang menyebabkan pemasanan global.
Batu bara selain menghasilkan
pencemaran (SO2) yang paling tinggi, juga menghasilkan karbon dioksida
terbanyak per satuan energi. Membakar 1 ton batu bara menghasilkan sekitar 2,5
ton karbon dioksida. Untuk mendapatkan jumlah energi yang sama, jumlah karbon
dioksida yang dilepas oleh minyak akan mencapai 2 ton sedangkan dari gas bumi
hanya 1,5 ton.
2. Dampak
Terhadap Perairan
Eksploitasi minyak bumi, khususnya
cara penampungan dan pengangkutan minyak bumi yang tidak layak, misalnya:
bocornya tangker minyak atau kecelakaan lain akan mengakibatkan tumpahnya
minyak (ke laut, sungai atau air tanah) dapat menyebabkan pencemaran perairan.
Pada dasarnya pencemaran tersebut disebabkan oleh kesalahan manusia.
3. Dampak
Terhadap Tanah
Dampak penggunaan energi terhadap
tanah dapat diketahui, misalnya dari pertambangan batu bara. Masalah yang
berkaitan dengan lapisan tanah muncul terutama dalam pertambangan terbuka (Open
Pit Mining). Pertambangan ini memerlukan lahan yang sangat luas. Perlu
diketahui bahwa lapisan batu bara terdapat di tanah yang subur, sehingga bila
tanah tersebut digunakan untuk pertambangan batu bara maka lahan tersebut tidak
dapat dimanfaatkan untuk pertanian atau hutan selama waktu tertentu.
B.
Cara
Pengelolaan Pembangunan Pertambangan
Sumber daya bumi di budang
pertambangan harus dikembangkan semaksimal mungkin untuk tercapainya
pembangunan. Dan untuk ini perlu adanya survey dan evaluasi yang terintegrasi
dari para alhi agar menimbulkan keuntungan yang besar dengan sedikit kerugian
baik secara ekonomi maupun secara ekologis.
Penggunaan ekologis dalam
pembangunan pertambangan sangat perlu dalam rangka meningkatkan mutu hasil
pertambangan dan untuk memperhitungkan sebelumnya pengaruh aktivitas
pembangunan pertambangan pada sumber daya dan proses alam lingkungan yang lebih
luas.
Segala pengaruh sekunder pada
ekosistem baik local maupun secara lebih luas perlu dipertimbangkan dalam
proses perencanaan pembangunan pertambangan, dan sedapatnya evaluasi sehingga
segala kerusakan akibat pembangunan pertambangan ini dapat dihindari atau
dikurangi, sebab melindungi ekosistem lebih mudah daripada memperbaikinya.
Dalam pemanfaatan sumber daya pertambangan yang
dapat diganti perencanaan, pengolahan dan penggunaanya harus hati-hati
seefisien mungkin. Harus tetap diingat bahwa generasi mendatang harus tetap
dapat menikmati hasil pembangunan pertambangan ini.
C.
Kecelakaan
Yang Terjadi Pada Pertambangan
Usaha pertambangan adalah suatu usaha
yang penuh dengan bahaya. Kecelakaan-kecelakaan yang sering terjadi, terutama
pada tambang-tambang yang lokasinya jauh dari tanah. Kecelakaan baik itu jatuh,
tertimpa benda-benda, ledakan-ledakan maupun akibat pencemaran atau keracunan
oleh bahan tambang. Oleh karena itu tindakan – tindakan penyelamatan sangatlah
diperlukan, misalnya memakai pakaian pelindung saat bekerja dalam pertambangan
seperti topi pelindung, but, baju kerja, dan lain – lain.
Contoh sederhana karena kecelakaan
kerja adalah terjadinya lumpur lapindo yang terdapat di Porong, sidoarjo.
Tragedi semburan lumpur lapindo yang terjadi beberapa tahun silam, setidaknya
menjadi bukti adanya kelalaian pekerja tambang minyak yang lupa menutup bekas
lubang untuk mengambil minyak bumi. Semburan di Porong, Sidoarjo bukan fenomena
baru di kawasan Jawa Timur. Fenomena yang sama terjadi di Mojokerto, Surabaya,
Gunung Anyar, Rungkut, Purwodadi, Jawa Tengah.
Bila melihat empat lokasi tersebut,
Porong ternyata berada pada jalur gunung api purba. Gunung api ini mati jutaan
tahun yang lalu dan tertimbun lapisan batuan dengan kedalaman beberapa
kilometer dibawah permukaan tanah saat ini. Tinjauan aspek geologi dan
penelitian sempel material lumpur di laboratorium yang dilakukan Tim Ahli
Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) sejak juni hingga pertengahan juli
menunjukkan, material yang dikeluarkan ke permukaan bumi memang berasal dari gunung
berapi purba.
D.
Penyehatan
Lingkungan Pertambangan, Pencemaran dan Penyakit-Penyakit Yang Ada di dunia Pertambangan
Program
Lingkungan Sehat bertujuan untuk mewujudkan mutu lingkungan hidup yang lebih
sehat melalui pengembangan system kesehatan kewilayahan untuk menggerakkan
pembangunan lintas sektor berwawasan kesehatan.
Adapun kegiatan pokok
untuk mencapai tujuan tersebut meliputi:
1) Penyediaan Sarana Air Bersih dan Sanitasi
Dasar
2) Pemeliharaan dan Pengawasan Kualitas
Lingkungan
3) Pengendalian dampak risiko lingkungan
4) Pengembangan wilayah sehat.
Pencapaian
tujuan penyehatan lingkungan merupakan akumulasi berbagai pelaksanaan kegiatan
dari berbagai lintas sektor, peran swasta dan masyarakat dimana pengelolaan
kesehatan lingkungan merupakan penanganan yang paling kompleks, kegiatan
tersebut sangat berkaitan antara satu dengan yang lainnya yaitu dari hulu
berbagai lintas sektor ikut serta berperan (Perindustrian, KLH, Pertanian, PU
dll.) baik kebijakan dan pembangunan fisik dan Departemen Kesehatan sendiri
terfokus kepada hilirnya yaitu pengelolaan dampak kesehatan.
Usaha
pertambangan memang sangat berperan penting bagi jaman sekarang. Soalnya semua
kehidupan di bumi ini menggunakan bahan-bahan yang berasal dari pertambangan.
Contohnya;
a. Biji
besi digunakan sebagai bahan dasar membuat alat-alat rumah tangga, mobil,
motor, dll
b. Alumunium
digunakan sebagai bahan dasar membuat pesawat
c. Emas
digunakan untuk membuat kalung, anting, cincin
d. Tembaga
digunakan sebagai bahan dasar membuat kabel
e. Dan
masih banyak lagi seperti perak, baja, nikel, batu bara, timah, pasir kaca,
dll.
Seperti
yang dikatakan bahwa dimana ada suatu aktivitas pasti disitu ada kerusakan
lingkungan. Dan kerusakan lingkungan di pertambangan yaitu :
1) Pembukaan
lahan secara luas
Dalam
masalah ini biasanya investor membuka lahan besar-besaran, ini menimbulkan
pembabatan hutan di area tersebut. Di takutkan apabila area ini terjadi longsor
banyak memakan korban jiwa.
2) Menipisnya
SDA yang tidak bisa diperbarui.
Hasil
petambangan merupakan Sumber Daya yang Tidak Dapat diperbarui lagi. Ini menjadi
kendala untuk masa-masa yang akan datang.
3) Masyarakat
dipinggir area pertambangan menjadi tidak nyaman.
Biasanya
pertambangan membutuhkan alat-alat besar yang dapat memecahkan telinga. Dan
biasanya kendaraan berlalu-lalang melewati jalanan warga. Dan terkadang warga
menjadi kesal.
4) Pembuangan
limbah pertambangan yang tidak sesuai tempatnya.
Dari
sepenggetahuan saya bahwa kebanyakan pertambangan banyak membuang limbahnya tidak
sesuai tempatnya. Biasanya mereka membuangnya di kali, sungai, ataupun laut.
Limbah tersebut tak jarang dari sedikit tempat pertambangan belum di filter.
Hal ini mengakibatkan rusaknya di sektor perairan.
5) Pencemaran
udara atau polusi udara.
Di
saat pertambangan memerlukan api untuk meleburkan bahan mentah, biasanya
penambang tidak memperhatikan asap yang di buang ke udara. Hal ini
mengakibatkan rusaknya lapisan ozon.
INDUSTRI
A.
Masalah
Pembangunan Dalam Dunia Industri
Indonesia
adalah negara yang besar dengan jumlah penduduk yang besar pula,hal ini bisa
menjadi salah satu faktor pertumbuhan industri di negara ini,tetapi berbagai
isu- isu yang berkembang sebagai salah satu dampak era globalisasi sangat
berpengaruh terhadap iklim industri di indonesia,kendala dan permasalahan yang
terjadi itu antara lain adalah sebagai berikut:
1. Konsentrasi
Industri Secara Geografis
Industri
Indonesia terkonsentrasi secara geografis ke Kawasan Barat Indonesia yaitu Jawa
dan Sumatra. Pembangunan industri dan aktivitas bisnis Indonesia selama lebih
dari tiga dasawarsa terakhir cenderung
bias ke pulau Jawa dan Sumatra. Industri manufaktur Indonesia cenderung
terkonsentrasi secara spasial di Jawa sejak tahun 1970-an. Dengan kondisi
ini,daerah-daerah lain seakan-akan menjadi daerah yang di anak tirikan, padahal
di indonesia memiliki 5 pulau besar yang ke semuanya memiliki potensi untuk di
jadikan sebagai kawasan industri. Tidak meratanya pembangunan industri di
indonesia menyebabkan dampak sentralisasi yang juga akan menyebabkan kepadatan
penduduk di suatu daerah.
2. Tingginya
impor di indonesia
Hampir
semua industri Indonesia memiliki kandungan impor (import content) bahan baku dan bahan setengah jadi yang relatif
tinggi. Import content industri padat
modal lebih tinggi daripada industri padat karya. Tingginya kandungan impor
bahan baku, bahan antara, dan komponen untuk seluruh industri, yang berkisar
antara 28-30 persen antara tahun 1993-2002.
Inilah
yang barangkali menjelaskan mengapa melemahnya nilai rupiah terhadap dolar tidak
langsung menyebabkan kenaikan ekspor secara signifikan. Relatif tingginya
kandungan impor bahan baku dan penolong mencerminkan bahwa upaya peningkatan
pendalaman industri masih perlu digalakkan. Dengan kata lain, industri
pendukung dan terkait, khususnya industri komponen dan hulu, masih belum kokoh
dalam menopang struktur industri Indonesia.
3. Dualisme
Industri
Dualisme
industri Indonesia terus berlanjut: Industri kecil mendominasi dari sisi unit
usaha (99%) dan penyerapan tenaga kerja (60%), namun menyumbang hanya 22%
terhadap nilai tambah. Sebaliknya industri besar dan menengah,yang jumlah unit
usahanya hanya kurang dari 1%, menyerap tenaga kerja 40% dan menyumbang nilai
tambah 78%.Sementara itu, kontribusi UKM thd PDB sebesar 54-57%, sedang UB
sekitar 42-46% selama tahun 2002-2005.
4. Belum
Membaiknya Iklim Investasi
Iklim
investasi di Indonesia masih memiliki banyak kendala. Selama 2003 hingga 2006,
kendala terbesar bagi para pelaku bisnis adalah ketidakstabilan kondisi ekonomi
makro dan ketidakpastian kebijakan ekonomi cenderung menurun. Artinya, pelaku
bisnis melihat adanya perbaikan lingkungan makro dan kebijakan ekonomi. Namun,
kendala lain yang cenderung memburuk adalah infrastruktur (transportasi dan
listrik), tenaga kerja (regulasi ketenagakerjaan nasional maupun daerah,
keterampilan dan pendidikan pekerja). Kendala yang cenderung membaik di mata
pelaku bisnis adalah kebijakan perdagangan dan bea cukai, akses terhadap modal,
keamanan, perizinan baik nasional maupun lokal, biaya modal, tarif dan
administrasi pajak, konflik dan sistem hukum, dan korupsi pada skala lokal
maupun nasional.
5. Ekonomi
Biaya Tinggi
Berbagai
pungutan, baik resmi maupun liar, yang harus dibayar perusahaan kepada para
petugas, pejabat, dan preman masih berlanjut. Berdasarkan survei di Batam,
Jabotabek, Bandung-Cimahi, Jepara-Pati, Surabaya-Sidoarjo, Denpasar, Kuncoro et
al. (2004) menunjukkan masih adanya uang pelicin (grease money) dalam bentuk
pungli,upeti dan biaya ekstra yang harus dikeluarkan oleh perusahaan dari sejak
mencari bahan baku, memproses input menjadi output, maupun melakukan ekspor. Lebih
dari separuh responden berpendapat bahwa pungli, perijinan oleh pemerintah
pusat dan daerah, kenaikan tarif (BBM, listrik, dll.) merupakan kendala utama
yang dihadapi para pengusaha, terutama yang berorientasi ekspor.
B.
Keracunan
Bahan Logam/Metaloid Pada Industrialisasi
Banyak
sekali kecelakaan-kecelakaan yang terjadi dalam melakukan pekerjaan disektor
perindustrian, salah satunya adalah keracunan. Racun-racun logam/metaloid
beserta persenyawaan-persenyawaannya yang sering terjadi pada industrialis
adalah berasal dari timah hitam, air raksa, arsen,chromium, berrylium, cadmium,
vanadium dan fosfor.
Berikut
ini penjelasan dari beberapa logam yang disebutkan diatas:
1. Timah
hitam
Keracunan
timah hitam (plumbisme) biasanya merupakan suatu keadaan kronis (menahun) dan
kadang gejalanya kambuh secara periodik.
Kerusakan yang terjadi bisa bersifat permanen (misalnya gangguan
kecerdasan pada anak-anak dan penyakit ginjal. Progresif pada dewasa).
Timah hitam ditemukan pada pelapis keramik, cat, batere, solder, mainan.
Pemaparan
oleh timah hitam dalam jumlah relatif besar bisa terjadi melalui beberapa cara:
·
Menelan serpihan cat yang mengandung
timah hitam
Membiarkan
alat logam yang mengandung timah hitam (misalnya peluru, pemberat tirai,
pemberat alat pancing atau perhiasan) tetap berada dalam lambung atau
persendian, dimana secara perlahan timah hitam akan larut
·
Meminum minuman asam atau memakan
makanan asam yang telah terkontaminasi karena disimpan di dalam alat keramik
yang dilapisi oleh timah hitam (misalnya buah, jus buah, minuman berkola,
tomat, jus tomat, anggur, jus apel)
·
Membakar kayu yang dicat dengan cat yang
mengandung timah hitam atau batere di dapur atau perapian.
·
Mengkonsumsi obat tradisional yang
mengandung senyawa timah hitam.
·
Menggunakan perabotan keramik atau kaca
yang dilapisi timah hitam untuk menyimpan atau menyajikan makanan.
·
Menghirup asap dari bensin yang
mengandung timah hitam
Bekerja
di tempat pengolahan timah hitam tanpa menggunakan alat pelindung (seperti
respirator, ventilasi maupun penekan debu).
Pemaparan
timah hitam dalam jumlah yang lebih kecil, terutama melalui debu atau tanah
yang telah terkontaminasi oleh timah hitam, bisa meningkatkan kadar timah hitam
pada anak-anak; karena itu perlu diberikan pengobatan meskipun tidak ditemukan
gejala.
Serangkaian
gejala yang khas bisa timbul dalam waktu beberapa minggu atau lebih, yaitu
berupa perubahan kepribadian, sakit kepala, di dalam mulut terasa logam, nafsu
makan berkurang dan nyeri perut samar-samar yang berakhir dengan muntah,
sembelit serta nyeri kramperut. Pada dewasa jarang terjadi kerusakan otak.
2. Air
Raksa
Air
raksa atau merkuri (Hg) merupakan suatu bahan kimia yang diperlukan dan dipakai
oleh banyak industri seperti industri cat, pestisida, farmasi serta dipakai
sebagai bahan campuran tumpatan gigi yaitu amalgam.
Keracunan
air raksa seperti halnya dengan logam berat lainnya dapat terjadi melalui
berbagai jalan antara lain melalui pernapasan, suntikan serta makanan dan
minuman yang tercemar.
3. Arsen
Arsen,
arsenik, atau arsenikum adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
simbol As dan nomor atom 33. Ini adalah bahan metaloid yang terkenal beracun
dan memiliki tiga bentuk alotropik; kuning, hitam, dan abu-abu. Arsenik dan
senyawa arsenik digunakan sebagai pestisida, herbisida, insektisida, dan dalam
berbagai aloy. Berikut ini adalah beberapa gejala yang akan ditimbulkan jika
anda keracunan arsenik, yaitu sebagai berikut:
·
Kerontokan rambut: merupakan tanda
keracunan kronis logam berat, termasuk arsen
·
Bau napas seperti bawang putih:
merupakan bau khas arsen
·
Gejala gastrointestinal berupa
diare: akibat racun logam berat termasuk
arsen
·
Muntah:
akibat iritasi lambung, diantaranya pada keracunan arsen.
·
Skin speckling: gambaran kulit seperti
tetes hujan pada jalan berdebu, disebabkan oleh Keracunan kronis arsen
·
Kolik abdomen: akibat keracunan kronis
·
Kelainan kuku: garis Mees (garis putih
melintang pada nail bed)dan kuk yang
rapuh.
·
Kelumpuhan (umum maupun parsial): akibat
keracunan logam berat
4. Fosfor
Ada
banyak sekali macam-macam fosfor namun yang sangat beracun adalah dosfor jenis
fosfor putih, dan fosfor ini banyak dipergunakan sebagai bahan pembuatan racun
tikus, racun serangga, pembuatan pupuk, pembuatan mercon dan kembang api. Akibat
dari keracunan fosfor adalah sangat kompleks bisa menimbulkan kerusakan pada
hati, ginjal, tulang, saluran pencernaan, pendarahan-pendarahan dan bila
terhirup ke paru-paru bisa menimbulkan oedema dan kerusakan paru.
C.
Keracunan
Bahan Organis Pada Industrialisasi
Pencemaran
terjadi akibat bahan beracun dan berbahaya dalam limbah lepas masuk lingkungan
hingga terjadi perubahan kualitas lingkungan, Sumber bahan beracun dan
berbahaya dapat diklasifikasikan:
1. industri
kimia organik maupun anorganik
2. penggunaan
bahan beracun dan berbahaya sebagai bahan baku atau bahan penolong
3. peristiwa
kimia-fisika, biologi dalam pabrik.
Lingkungan
sebagai badan penerima akan menyerap bahan tersebut sesuai dengan kemampuan.
Sebagai badan penerima adalah udara, permukaan tanah, air sungai, danau dan
lautan yang masing-masing mempunyai karakteristik berbeda. Air di suatu waktu
dan tempat tertentu berbeda karakteristiknya dengan air pada tempat yang sama
dengan waktu yang berbeda, Air berbeda karakteristiknya akibat peristiwa alami
serta pengaruh faktor lain.
Kemampuan
lingkungan untuk memulihkan diri sendiri karena interaksi pengaruh luar disebut
daya dukung lingkungan. Daya dukung lingkungan antara tempat satu dengan tempat
yang lain berbeda, Komponen lingkungan dan faktor yang mempengaruhinya turut
menetapkan nilai daya dukung. Bahan pencemar yang masuk ke dalam lingkungan
akan bereaksi dengan satu atau lebih komponen lingkungan. Perubahan komponen
lingkungan secara fisika, kimia dan biologis sebagai akibat dari bahan
pencemar, membawa perubahan nilai lingkungan yang disebut perubahan kualitas.
Limbah
yang mengandung bahan pencemar akan merubah kualitas lingkungan bila lingkungan
tersebut tidak mampu memulihkan kondisinya sesuai dengan daya dukung yang ada
padanya, Oleh karena itu penting diketahui sifat limbah dan komponen bahan
pencemar yang terkandung.
Pada
beberapa daerah di Indonesia sudah ditetapkan nilai kualitas limbah air dan
udara. Namun baru sebagian kecil. Sedangkan kualitas lingkungan belum
ditetapkan. Perlunya penetapan kualitas lingkungan mengingat program
industrialisasi sebagai salah satu sektor yang memerankan andil besar terhadap
perekonomlan dan kemakmuran bagi suatu bangsa. Penggunaan air yang berlebihan,
sistem pembuangan yang belum memenuhi syarat, karyawan yang tidak terampil,
adalah faktor yang harus dipertimbangkan dalam mengidentifikasikan sumber
pencemar.
Produk
akhir, seperti pembungkusan, pengamanan tabung dan kotak, sistem pengangkutan,
penyimpanan, pemakaian dengan aturan dan persyaratan yang tidak memenuhi
ketentuan merupakan sumber pencemar juga.
D.
Perlindungan
Masyarakat Sekitar Pada Perusahaan Industri
Masyarakat
sekitar suatu perusahaan industri harus dilindungi dari pengaruh-pengaruh buruk
yang mungkin ditimbulkan oleh industrialisasi dari kemungkinan pengotoran
udara, air, makanan, tempat sekitar dan lain-lain oleh sampah, air bekas dan
udara dari perusahaan-perusahaan industri. Semua perusahaan industri harus
memperhatikan kemungkinan adanya pencemaran lingkungan, dimana segala macam
hasil buangan sebelum dibuang harus betul-betul bebas dari bahan yang bisa
meracuni. Untuk maksud tersebut, sebelum bahan-bahan tadi keluar dari suatu
industri harus diolah dahulu melalui proses pengolahan. Cara pengolahan ini
tergantung dari bahan apa yang dikeluarkan. Bila gas atau uap beracun bisa
dengan cara pembakaran atau dengan cara pencucian melalui proses kimia sehingga
uadara atau uap yang keluar bebas dari bahan-bahan yang berbahaya.
Pemilihan cara ini pada
umumnya didasarkan atas faktor-faktor :
a. Bahaya tidaknya
bahan-bahan buangan tersebut
b. Besarnya biaya agar
secara ekonomi tidak merugikan perusahaan
c. Derajat efektifnya
cara yang dipakai
d. Kondisi lingkungan
setempat
Selain
oleh bahan-bahan buangan, masyarakat juga harus terlindungi dari bahaya-bahaya
oleh karena produk-produknya sendiri dari suatu industri. Dalam hal ini pihak
konsumen harus terhindar dari kemungkinan keracunan atau terkenanya penyakit
oleh hasil-hasil produksi. Karena itu sebelum dikeluarkan dari perusahaan
produk-produk ini perlu pengujian terlebih dahulu secara seksama dan teliti
apakah tidak akan merugikan masyarakat.
Perlindungan
masyarakat dari bahaya-bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh produk-produk
industri adalah tugas wewenang Departemen Keindustrian, PUTI, Kesehatan, dan
lain-lain. Dalam hal ini lembaga Konsumen Nasional akan sangat membantu
masyarakat dari bahaya-bahay ketidakbaikan hasil-hasil produk khususnya bagi
para konsumen umumnya bagi kepentingan masyarakat secara luas.
E.
Analisis
Dampak Lingkungan Perusahaan Industri
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL) adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau
kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan di
Indonesia. AMDAL ini dibuat saat perencanaan suatu proyek yang diperkirakan
akan memberikan pengaruh terhadap lingkungan hidup di sekitarnya. Yang dimaksud
lingkungan hidup di sini adalah aspek Abiotik, Biotik, dan Kultural. Dasar
hukum AMDAL adalah Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentang
"Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup". Komponen yang ditelaah
karena terkena dampak
Aspek lingkungan yang ditelaah meliputi
:
1. Iklim,
meliputi : Temperatur dan kelembaban udara, Kualitas udara, Kebisingan
2. Fisiologi,
meliputi : Topologi bentuk lahan, struktur geologi dan jenis tanah indikator
lingkungan hidup, Keunikan, keistimewaan dan kerawanan bentuk lahan
3. Hidrologi,
Meliputi : Komdisi daerah resapan air permukaan dan air tanah disekitar lokasi,
Fluktasi, potensi dan kualitas air tanah, Tingkat penyediaan dan kebutuhan air
Isu – Isu Pokok :
1. Kesehatan
lingkungan akibat limbah pembuangan
2. Dampak
kegiatan terhadap air resapan pembuangan.
3. Terganggunya
ekosistem biota akibat limbah
Sebagai contoh pulau Batam, terlalu
banyak pabrik di pulau Batam, karena kita tahu bahwa Batam adalah salah satu
kota industri, maka dari itu pabrik menjamur dimana-mana. Sebenarnya itu
menjadi hal postif karena itu akan mendongkrak ekonomi kota batam. Tapi
ternyata tidak sedikit pabrik-pabrik di Batam yang mengabaikan analisa mengenai
dampak lingkungan (AMDAL). Itu mengakibatkan banyak limbah dari pabrik yang
tidak mengantongi analisis mengenai dampak lingkungan menghasilakan limbah
pabrik yang berbahaya dan beracun, dan dalam hal ini pemerintah ahrus lebih
mengontrol dan menindak tegas keberadaan pabrik-pabrik yang tidak mengantongi
AMDAL, karena pabrik tersebut bukannya memberikan dampak postif malah dampak
negatif yang berbahaya bagi masyarakat kota Batam.
F.
Pertumbuhan
Ekonomi dan Lingkungan Hidup
Pada
umumnya, perhatian terhadap masalah lingkungan hidup bermula dari persepsi
bahwa daya dukung sumber daya yang ada di bumi ini serba terbatas (Todaro,
2006). Ada semacam angka maksimal penduduk bumi yang jika dilampaui (artinya,
seandainya jumlah aktual penduduk bumi melebihi sumber daya yang ada) maka
kebutuhan hidup sebagian umat manusia tidak terpenuhi.
Cepatnya
pertumbuhan penduduk di negara-negara berkembang telah menyusutkan persediaan
sumber daya alam serta menimbulkan masalah-masalah degradasi lingkungan di
daerah perkotaan. Demi memenuhi kebutuhan penduduk yang jumlahnya terus
meningkat, segenap kecenderungan dan tindakan yang merusak lingkungan hidup
harus dihentikan secepatnya. Selain itu, tingkat produktivitas sumber daya yang
masih tersisa harus diselamatkan atau dilestarikan agar dapat mendukung aneka
kebutuhan penduduk dunia. Dalam Todaro (2006), menyebutkan bahwa para ekonom
semakin menyadari betapa pentingnya implikasi-implikasi yang ditimbulkan oleh
berbagai persoalan lingkungan hidup terhadap keberhasilan upaya-upaya
pembangunan.
Pemanfaatan
sumberdaya alam dan lingkungan secara berlebihan tanpa memperhatikan aspek
pelestariannya dapat meningkatkan tekanan-tekanan terhadap kualitas lingkungan
hidup yang pada akhirnya akan mengancam semua penduduk di berbagai negara.
Sumber :
Wikipedia
Indonesia,2010,Arsen,url: http://id.wikipedia.org/wiki/Arsen