PENGANTAR
LINGKUNGAN
1. PERKEMBANGAN
PENDUDUK INDONESIA
a. Landasan Perkembangan Penduduk
Indonesia
Penduduk
adalah orang atau orang-orang yang mendiami suatu tempat (kampung, negara, dan
pulau) yang tercatat sesuai dengan persyaratan dan ketentuan yang berlaku di
tempat tersebut. Berdasarkan tempat lahir dan lama tinggal penduduk suatu
daerah dapat dibedakan menjadi empat golongan, yaitu penduduk asli, penduduk
pendatang, penduduk sementara, dan tamu. Penduduk asli adalah orang yang
menetap sejak lahir. Penduduk pendatang adalah orang yang menetap, tetapi lahir
dan berasal dari tempat lain. Penduduk sementara adalah orang yang menetap
sementara waktu dan kemungkinan akan pindah ke tempat lain karena alasan
pekerjaan, sekolah, atau alasan lain. Adapun tamu adalah orang yang berkunjung
ke tempat tinggal yang baru dalam rentang waktu beberapa hari dan akan kembali
ke tempat asalnya.
Yang
mendasari perkembangan penduduk di Indonesia adalah banyaknya masyarakat yang
menikahkan anaknya yang masih muda. Dan gagalnya program keluarga berencana
yang di usung oleh pemerintah untuk menekan jumlah penduduk. Karena factor –
factor tersebut tidak berjalan dengan semestinya, maka penduduk Indonesia tidak
terkendali dalam perkembangannya. Seharusnya dengan dua orang anak cukup, maka
ini lebih dari dua orang dalam setiap suami istri. Karena perkembangan penduduk
yang sangat tidak terkendali, maka banyak terjadinya kemiskinan, pengangguran,
kriminalitas, gelandangan, anak jalanan, dan sebagainya. Dan masalah permukiman
yang tidak efisien lagi. Banyaknya rumah yang lingkungannya kumuh dapat
menyebabkan berbagai macam penyakit. Oleh sebab itu, 50% penduduk Indonesia
hidup dalam kemiskinan dan keterbelakangan pendidikan.
b. Pertambahan Penduduk dan Lingkungan
Pemukiman
Penduduk
dunia saat ini telah mencapai lebih dari 6 miliar, dimana di antara jumlah
tersebut, 80 persen tinggal di negara-negara berkembang. Sementara itu, United
Nations (2001) memproyeksikan bahwa penduduk perkotaan di negara-negara
berkembang terus meningkat dengan rata-rata pertumbuhan 2,4 persen per tahun.
Angka ini merupakan dua kali lipat angka pertumbuhan penduduk total
negaranegara berkembang pada umumnya, yakni sekitar 1,2 persen. Meski penduduk
perkotaan di negara-negara maju juga meningkat dengan angka pertumbuhan yang
lebih besar daripada angka pertumbuhan penduduk totalnya, dan juga angka
urbanisasinya jauh lebih besar daripada negara-negara berkembang, pertumbuhan
perkotaan di Negara negara berkembang tetap lebih cepat disertai dengan
meningkatnya penduduk perkotaan secara absolut.
Sensus
Penduduk 2000 menunjukkan bahwa jumlah penduduk perkotaan di Indonesia telah
mencapai lebih dari 85 juta jiwa, dengan laju kenaikan sebesar 4,40 persen per
tahun selama kurun 1990-2000. Jumlah itu kira-kira hampir 42 persen dari total
jumlah penduduk.
Mengikuti
kecenderungan tersebut, dewasa ini (2005) diperkirakan bahwa jumlah penduduk
perkotaan telah melampaui 100 juta jiwa, dan kini hampir setengah jumlah
penduduk Indonesia tinggal di wilayah perkotaan. Hal ini tentu saja berdampak
sangat luas pada upaya perencanaan dan pengelolaan pembangunan wilayah
perkotaan, termasuk pula lingkungan pemukiman perkotaan yang ikut bertambah
populasinya.
Meningkatnya
proporsi penduduk yang tinggal di perkotaan dapat berarti bahwa penduduk
berbondong-bondong pindah dari perdesaan ke perkotaan, atau dengan kata lain
penduduk melakukan urbanisasi.
Secara
demografis sumber pertumbuhan penduduk perkotaan adalah pertambahan penduduk
alamiah, yaitu jumlah orang yang lahir dikurangi jumlah yang meninggal; migrasi
penduduk khususnya dari wilayah perdesaan (rural) ke wilayah perkotaan (urban);
serta reklasifikasi, yaitu perubahan status suatu desa (lokalitas), dari
lokalitas rural menjadi lokalitas urban, sesuai dengan kriteria yang ditetapkan
dalam Sensus oleh Badan Pusat Statistik.
Pertambahan
penduduk alamiah berkontribusi sekitar sepertiga bagian sedangkan migrasi dan
reklasifikasi memberikan andil dua per tiga kepada kenaikan jumlah penduduk
perkotaan di Indonesia, dalam kurun 1990-1995. Dengan kata lain migrasi
sesungguhnya masih merupakan faktor utama dalam penduduk perkotaan di
Indonesia.
Kegiatan
industri dan jasa di kota-kota tersebut yang semakin berorientasi pada
perekonomian global, telah mendorong perkembangan fisik dan sosial ekonomi
kota, namun semakin memperlemah keterkaitannya (linkages) dengan ekonomi lokal,
khususnya ekonomi perdesaan. Dampak yang paling nyata hanyalah meningkatnya
permintaan tenaga kerja, yang pada gilirannya sangat memacu laju pergerakan
penduduk dari desa ke kota.
Tingkat
pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali telah mengakibatkan munculnya
kawasan-kawasan permukiman kumuh dan squatter (permukiman liar). Untuk mencapai
upaya penanganan yang berkelanjutan tersebut, diperlukan penajaman tentang
kriteria permukiman kumuh dan squatter dengan memperhatikan kondisi sosial
ekonomi masyarakat serta lingkungannya. Pemahaman yang komprehensif kriteria
tersebut akan memudahkan perumusan kebijakan penanganan serta penentuan
indikator keberhasilannya.
Rumah
pada hakekatnya merupakan kebutuhan dasar (basic needs) manusia selain sandang
dan pangan, juga pendidikan dan kesehatan. Oleh karena itu maka dalam upaya
penyediaan perumahan lengkap dengan sarana dan prasarana permukimannya,
semestinya tidak sekedar untuk mencapai target secara, semata-mata, melainkan
harus dibarengi pula dengan pencapaian sasaran secara kualitatif, karena
berkaitan langsung dengan harkat dan martabat manusia selaku pemakai. Artinya
bahwa pemenuhan kebutuhan akan perumahan dan permukiman yang layak, akan dapat
meningkatkan kualitas kehidupan dan kesejahteraan masyarakat. Bahkan di dalam
masyarakat Indonesia perumahan merupakan pencerminan dan pengejawatahan dari
diri pribadi manusia, baik secara perorangan maupun dalam satu kesatuan dan
kebersamaan dalam lingkungan alamnya.
c. Pertumbuhan Penduduk dan Tingkat
Pendidikan
Pertumbuhan
penduduk adalah perubahan jumlah penduduk di suatu wilayah tertentu pada waktu
tertentu dibandingkan waktu sebelumnya. Misalnya pertumbuhan penduduk Indonesia
dari tahun 1995 ke tahun 2000 adalah perubahan jumlah penduduk Indonesia dari
tahun 1995 sampai 2000. Selain merupakan sasaran pembangunan, penduduk juga
merupakan pelaku pembangunan. Maka kualitas penduduk yang tinggi akan lebih
menunjang laju pembangunan ekonomi. Usaha yang dapat dilakukan adalah meningkatkan
kualitas penduduk melalui fasilitas pendidikan, perluasan lapangan pekerjaan
dan penundaan usia kawin pertama.
Di
negara-negara yang anggaran pendidikannya paling rendah, biasanya menunjukkan
angka kelahiran yang tinggi. Tidak hanya persediaan dana yang kurang, tetapi
komposisi usia secara piramida pada penduduk yang berkembang dengan cepat juga
berakibat bahwa rasio antara guru yang terlatih dan jumlah anak usia sekolah
akan terus berkurang. Akibatnya, banyak negara yang sebelumnya mengarahkan perhatian
terhadap pendidikan universitas, secara diam-diam mengalihkan sasarannya.
Helen
Callaway, seorang ahli antropologi Amerika yang mempelajari masayakat buta
huruf, menyimpulkan bahwa perkembangan ekonomi dan perluasan pendidikan dasar
telah memperluas jurang pemisah antara pria dan wanita. Hampir di mana-mana
pria diberikan prioritas untuk pendidikan umum dan latihan-latihan teknis.
Mereka adalah orang-orang yang mampu menghadapi tantangan-tantangan dalam
dunia. Sebaliknya pengetahuan dunia ditekan secara tajam pada tingkat yang
terbawah.
Pertambahan
penduduk yang cepat, lepas daripada pengaruhnya terhadap kualitas dan kuantitas
pendidikan, cenderung untuk menghambat perimbangan pendidikan. Kekurangan
fasilitas pendidikan menghambat program persamaan/perimbangan antara laki-laki
dan wanita, pedesaan dan kota, dan antara bagian masyarakat yang kaya dan
miskin.
Pengaruh
daripada dinamika penduduk terhadap pendidikan juga dirasakan pada keluarga.
Penelitian yang dilakukan pada beberapa negara dengan latar belakang budaya
yang berlainan menunjukkan bahwa jika digabungkan dengan kemiskinan, keluarga
dengan jumlah anak banyak dan jarak kehamilan yang dekat, menghambat
perkembangan berfikir anak-anak, berbicara dan kemauannya, di samping kesehatan
dan perkembangan fisiknya. Kesulitan orang tua dalam membiayai anak-anak yang
banyak, lebih mempersulit masalah ini.
Pertambahan
penduduk yang cepat menghambat program-program perluasan pendidikan, juga
mengarah pada aptisme di dunia yang kesulitan untuk mengatasinya.
- Pertumbuhan Penduduk dan Penyakit yang Berkaitan dengan Lingkungan Hidup
Semakin
padatnya suatu kawasan maka semakin mudahnya penyakit dapat tertular. Dalam
study kasus, seperti Virus Flu Burung (H5N1),Virus Flu Babi (H1N1),HIV
AIDS,Demam Berdarah (DB),Cacar,Tampek,Diare maupun hingga penyakit ringan
seperti Batuk dan Influenza (Flu) merupakan penyakit yang mudah menular dengan
cepat antar manusia.
Hal
ini bisa terjadi dikarenakan sempitnya sirkulasi udara dan ditambah tercemarnya
polusi dari kendaraan bermotor maupun sampah terbakar. Ini sangat fatal sekali
bagi kelangsungan makhluk hidup.
Pemerintah
tak diam saja tetapi pemerintah membuat program ASKES (ASuransi KESehatan).
Yaitu asuransi kesehatan untuk orang menengah ke bawah,dimana ketika mereka
berobat ke suatu rumah sakit akan mendapatkan keringanan biaya ataupun tanpa
biaya sama sekali. Dan bagi pemakai ASKES mendapatkan obat generic,yaitu obat
dengan harga murah dan bermutu.
Namun
program ini mendapatkan respon yang bagus dari kalangan kebawah,tetapi sangat
disayangkan karena hanya meringankan dan program ini belum menjalar hingga
tempat terpencil. Sekarang pemerintah lagi di upayakan membangun Puskesmas
untuk di daerah terpencil.
- pertumbuhan penduduk dan kelaparan
Pertumbuhan
penduduk yang semakin pesat akan mengakibatkan kebutuhan jasmani lebih banyak
lagi, terutama dalam bentuk kebutuhan pokok yaitu makanan, jika kebutuhan pokok
ini tidak terpenuhi maka akan mengakibatkan KELAPARAN. Jika kita melihat
keadaan yang sebenarnya di Negara kita masih banyak orang yang kelaparan, ini semua
Karena factor ekonomi, faktor pertumbuhan penduduk yang sangat pesat, dalam hal
ini apa yang seharusnya kita lakukan untuk mengatasi problem tersebut ???.
pemerintah haruslah menyediakan produksi pangan yang harus mencukupi, untuk
menjaga kekurangan pangan jika sewaktu-waktu, dunia mengalami krisis pangan,
pemerintah harus memberikan bantuan kepada masyarakat yang tidak mampu, dan
yang paling penting pemerintah harus meningkatkan pendidikan pertanian supaya
dalam bidang pertanian kita tidak mangalami penurunan, misalnya terciptanya
varietas baru, yang dapat membatu peningkatan hasil pertanian menjadi dua kali
lipat, dan pemerintah harulah menstabilkan perekonomian dibidang pertanian
misalnya harga pupuk, kompos, pestisida. Jika pemerintah menaikkan harga
kebutuhan pertanian tersebut maka petani-petani dinegara kita akan merasa rugi
dalam arti tidak mendapat hasil yang lebih bagus lagi.
- Kemiskinan dan Keterbelakangan
Kemiskinan
tidak hanya menjadi permasalahan bagi negara berkembang, bahkan negara-negara
maju pun mengalami kemiskinan walaupun tidak sebesar Negara berkembang.
Persoalannya sama namun dimensinya berbeda. Persoalan kemiskinan di negara maju
merupakan bagian terkecil dalam komponen masyarakat mereka tetapi bagi negara
berkembang persoalan menjadi lebih kompleks karena jumlah penduduk miski hampir
mencapai setengah dari jumlah penduduk.
Kemiskinan
merupakan masalah dalam pembangunan yang bersifat multidimensi. Kemiskinan
ditandai oleh keterbelakangan dan pengangguran yang selanjutnya meningkat menjadi
pemicu ketimpangan pendapatan dan kesenjangan antar golongan penduduk. Kesenjangan
dan pelebaran jurang kaya miskin tidak mungkin untuk terus dibiarkan karena
akan menimbulkan berbagai persoalan baik persoalan sosial maupun politik di masa
yang akan datang.
Ada dua macam ukuran
kemiskinan yang umum dan dikenal antara lain :
- Kemiskinan Absolut
Konsep
kemiskinan pada umumnya selalu dikaitkan dengan pendapatan dan kebutuhan, tersebut hanya terbatas pada kebutuhan pokok atau
kebutuhan dasar ( basic need ).
Kemiskinan
dapat digolongkan dua bagian yaitu :
a.
Kemiskinan untuk memenuhi bebutuhan
dasar.
b.
Kemiskinan untuk memenuhi kebutuhan yang
lebih tinggi.
- Kemiskinan Relatif
Menurut
Kincaid ( 1975 ) semakin besar ketimpang antara tingkat hidup orang kaya dan
miskin maka semakin besar jumlah penduduk yang selalu miskin. Sehingga Bank
Dunia ( world bank ) membagi aspek tersebut dalam tiga bagian antara lain :
a.
Jika 40 % jumlah penduduk berpendapat
rendah menerima kurang dari 12 % pendapatan nasionalnya maka pembagian
pembangunan sangat timpang.
b.
Apabila 40 % lapisan penduduk
berpendapatan rendah menikmati antara 12 – 17 % pendapatan nasional dianggap
sedang.
c.
Jika 40 % dari penduduk berpendapatan
menengah menikmati lebih dari 17 % pendapatan nasional maka dianggap rendah.
2.
ILMU TEKNOLOGI DAN PENGETAHUAN
LINGKUNGAN
a. Keberlanjutan Pembangunan
Perkembangan
Teknologi mengakibatkan perubahan signifikan terhadap seluruh aspek kehidupan
manusia. Perkembangan teknologi informasi meliputi perkembangan infrastruktur
teknologi, khususnya dalam bidang
teknologi informasi, seperti adanya
hardware, software, teknologi penyimpanan data (storage), dan teknologi
komunikasi. Perkembangan teknologi tidak hanya
mempengaruhi dunia bisnis, tetapi juga bidang-bidang lain, seperti
kesehatan,pendidikan, pemerintahan, dan lain-lain.
Tahun
1650 sampai dengan 1955 dinyatakan oleh Alvin Toffler sebagai era industri. Era
ini dimulai dengan terjadinya revolusi industri, yaitu sejak ditemukannya mesin-mesin industri. Tenaga
kerja manusia di dalam pabrik mulai
diganti dengan mesin. Namun seiring dengan bergulirnya waktu, saat ini
kita berada pada zaman Teknologi dan Informasi. Sebagai contoh, kini telah di
temukan alat elektronik anti bakteri pda mesin cuci, lemari es dan pendingin
ruangan yaitu dengan menggunakan teknologi nano. Kemajuan teknologi adalah
sesuatu yang tidak bias kita hindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan
teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan.
Perkembangan
teknologi memang sangat diperlukan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan
manfaat positif bagi kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta
sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang
teknologi masyarakat sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh
inovasi-inovasi yang telah dihasilkan dalam dekade terakhir ini. Namun manusia
tiudak bisa menipu diri sendiri akan kenyataan bahwa teknologi mendatangkan
berbagai efek negatif bagi manusia. Oleh karena itu untuk mencegah atau mengurangi
akibat negative kemajuan teknologi, pemerintah di suatu negara harus membuat
peraturan peraturan atau melalui suatu konvensi internasional yang harus
dipatuhi oleh pengguna teknologi
b. Kesadaran Lingkungan
Tujuan
peningkatan kesadaran lingkungan ialah, memasyarakatkan lingkungan hidup, jadi
bukan sekedar menanamkan pengertian masyarakat kepada permasalahannya saja.
Membangkitkan partisipasi untuk ikut memelihara kelestarian sumberdaya alam dan
lingkungan hidup. Yang diperlukan adala masyarakat yang aktif mengawasi
lingkungan hidup, di samping menjaga lingkungan sendiri secara langsung.
Peningkatan
kesadaran sebagaimana juga semua usaha yang menyangkut lingkungan hidup harus
berpacu dengan waktu sebab peruskan – perusakan masih terus berlajut dan menigkat.
Daya terbatas dan sarana yang khusus ini tidak ada, usaha dilakukan melalui
sarana informasi yang telah ada dan terutama diarahkan kepada lembaga – lembaga
dan kelompok – kelompok masyarakat yang strategis.
Usaha
peningkatan kesadaran ini baru dimulai dan masih menghadapi berbagai kendala,
umpamanya untuk mencapai petani miskin yang sering merusak lingkungan karena
keadaan ekonominya. Identifikasi sasaran dan saluran yanglebih tepat di
kalangan masyarakat, diharapkan bahwa usaha selanjutnya akan mampu menimbulkan
proses penjalaran informasi yang cepat.
c. Hubungan Lingkungan dengan
Pembangunan
Karena
penigkatan usaha pembangunan maka akan terjadi pula peningkatan penggunaan
sumberdaya untuk menyokong pembangunan dan timbulnya permasalahan –
permasalahan dan lingkungan hidup manusia. Dalam pembangunan, sumberdaya alam
merupakan komponen yang penting dimana sumbersaya ala mini memberikan kebutuhan
azasi bagi kehidupan. Dalam pembangunan sumber alam tadi, hendaknya
keseimbangan ekosistem tetap terpelihara. Seringkali karena menigkatnya
kebutuhan akan hasil proyek pembangunan, keseimbanganini bisa terganggu, yang
kadang – kadang bisa membahayakan kehidupan umat manusia. Proses pembangunan
mempunyai akibat – akibat yang lebih luas terhadap lingkungan hidup manusia,
baik akibat langsung maupun akibat sampiingan seperti pengurangan sumber
kekayaan alam secara kuantitatif dan kualitatif, pencemaran biologis,
pencemaran kimiawi, gangguan fisik dan gangguan sosial – budaya.
d. Pencemaran dan Perusakan Lingkungan
Hidup oleh Proses Pembangunan
Sebagaimana
diarahkan dalam GBHN tahun 1988, pembangunan industri merupakan bagian darai
pembangunan ekonomi jangka panjang untuk mencapai struktur ekonomi yang semakin
seimbang dan sektor industri yang semakin maju dan didukung oleh sektor
pertanian yang tangguh. Selanjutnya di gariskan pula bahwa proses
industrialisasi harus mampu mendorong berkembangnya industri sebagai penggerak
utama pertumbuhan ekonomi, pencipta lapangan kerja baru, sumber peningkatan
ekspor dan penghematan devisa, penunjang pembangunan daerah, penunjang
pembangunan sektor-sektor lainnya sekaligus sebagai wahana pengembangan dan
penguasaan teknologi.
Industrialisasi
merupakan pilihan bagi bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraan
hidupnya, hal tersebut antara lain disebabkan oleh terbatasnya lahan pertanian.
Industrialisasi merupakan jawaban terhindarnya tekanan penduduk terhadap lahan
pertanian. Mendapat perhatian ialah bahwa industri merupakan salah satu sector
pembangunan yang sangat potensial untuk merusak dan mencemari lingkungan,
apabila hal ini tidak mendapat perhatian yang serius maka ada kesan bahwa
antara industri dan lingkungan hidup tidak berjalan seiring, dalam arti semakin
maju industri akan semakin merusak lingkungan hidup tersebut.
- Kegiatan pembangunan industri menimbulkan dampak-dampak negatif diantaranya :
- Pandangan yang kurang menyenagkan pada wilayah industry
- Penurunan nilai tanah di sekitar industri bagi pemukiman
- Timbul kebisingan oleh pengoprasian peralatan
- Bahan-bahan buangan yang dikeluarkan industri dapat mengganggu atau mengotori udara, air dan tanah
- Perpindahan penduduk yang dapat menimbulkan dampak sosisal
- Hasil produksi industri dapat mempengaruhi pola hidup masyarakat
- Timbulnya kecemburuan sosial
Dampak
tersebut sudah akan terjadi sejak perencanaan atau eksplorasi suatu industri,
dan dapat terus berlanjut pada tahapan konstruksi maupun oprasinya. Pembangunan
industri terutama pada awal perencanaan harus sudah memperhatikan faktor
lingkungan. Berdasarkan faktor penyebabnya, bentuk kerusakan lingkungan hidup
dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
a.
Bentuk Kerusakan Lingkungan Hidup Akibat
Peristiwa Alam
Berbagai
bentuk bencana alam yang akhir-akhir ini banyak melanda Indonesia telah
menimbulkan dampak rusaknya lingkungan hidup. Dahsyatnya gelombang tsunami yang
memporak-porandakan bumi Serambi Mekah dan Nias, serta gempa 5 skala Ritcher
yang meratakan kawasan DIY dan sekitarnya, merupakan contoh fenomena alam yang
dalam sekejap mampu merubah bentuk muka bumi.
b.
Kerusakan Lingkungan Hidup karena Faktor
Manusia
Manusia
sebagai penguasa lingkungan hidup di bumi berperan besar dalam menentukan
kelestarian lingkungan hidup. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang
berakal budi mampu merubah wajah dunia dari pola kehidupan sederhana sampai ke
bentuk kehidupan modern seperti sekarang ini. Namun sayang, seringkali apa yang
dilakukan manusia tidak diimbangi dengan pemikiran akan masa depan kehidupan
generasi berikutnya. Banyak kemajuan yang diraih oleh manusia membawa dampak
buruk terhadap kelangsungan lingkungan hidup.
Beberapa
bentuk kerusakan lingkungan hidup karena faktor manusia, antara lain:
1.
Terjadinya pencemaran (pencemaran udara,
air, tanah, dan suara) sebagai dampak
adanya kawasan industri.
2.
Terjadinya banjir, sebagai dampak
buruknya drainase atau sistem pembuangan air dan kesalahan dalam menjaga daerah
aliran sungai dan dampak pengrusakan hutan.
3.
Terjadinya tanah longsor, sebagai dampak
langsung dari rusaknya hutan.
Beberapa
ulah manusia yang baik secara langsung maupun tidak langsung membawa dampak
pada kerusakan lingkungan hidup antara lain:
a.
Penebangan hutan secara liar
(penggundulan hutan).
b.
Perburuan liar.
c.
Merusak hutan bakau.
d.
Penimbunan rawa-rawa untuk pemukiman.
e.
Pembuangan sampah di sembarang tempat.
f.
Bangunan liar di daerah aliran sungai
(DAS).
g.
Pemanfaatan sumber daya alam secara
berlebihan di luar batas.
e. Mutu Lingkungan Hidup dengan Resiko
Pengertian
tentang mutu lingkungan sangatlah penting, karena merupakan dasar dan pedoman
untuk mencapai tujuan pengelolaan lingkungan. Perbincangan tentang lingkungan
pada dasarnya adalah perbincangan tentang mutu lingkungan. Namun dalam
perbincangan itu apa yang dimaksud dengan mutu lingkungan tidak jelas. Mutu
lingkungan hanyalah dikaitkan dengan masalah lingkungan misalnya pencemaran,
erosi, dan banjir.
Secara
sederhana kualitas lingkungan hidup diartikan sebagai keadaan lingkungan yang
dapat memberikan daya dukung yang optimal bagi kelangsungan hidup manusia di
suatu wilayah. Kualitas lingkungan itu dicirikan antara lain dari suasana yang
membuat orang betah / kerasan tinggal ditempatnya sendiri. Berbagai keperluan
hidup terpenuhi dari kebutuhan dasar / fisik seperti makan minum, perumahan
sampai kebutuhan rohani / spiritual seperti pendidikan, rasa aman, ibadah dan
sebagainya.
Indonesia
adalah sebuah negara tropis yang kaya akan sumber daya alam. Melimpah ruahnya
sumber daya alam Indonesia sudah sangat terkenal sejak zaman dulu. Penjajahan
yang terjadi di tanah air tercinta ini pun awalnya adalah perebutan akan
potensi sumber daya alam ini.
Secara
alami, kehidupan ini memang merupakan hubungan yang terjadi timbal – balik
antara Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam (baik yang dapat diperbaharui
atau pun tidak). Hubungan timbal – balik tersebut pada akhirnya adalah penentu
laju pembangunan. Faktor – faktor yang mempengaruhi dan menentukan perkembangan
pembangunan adalah lingkungan sosial (jumlah, kepadatan, persebaran, dan
kualitas penduduk), dan pengaruh kehidupan sosial budaya, ekonomi, politik,
teknologi, dan sebagainya.
Sekian
lama terkenalnya Indonesia sebagai negara subur makmur dengan kondisi alam yang
sangat mendukung ditambah pula dengan potensi sumber daya mineral yang juga
ternyata sangat melimpah ruah, ternyata Indonesia sampai saat ini hanya bisa
menjadi negara berkembang, bukan negara maju. Banyak faktor yang kemudian
menyebabkan Indonesia tidak kunjung menjadi negara maju. Salah satunya adalah
pengelolaan negara yang tidak profesional termasuk dalam hal pengelolaan
potensi alam.
Kualitas
lingkungan hidup dibedakan berdasarkan biofisik, sosial ekonomi, dan budaya
yaitu :
1.
Lingkungan biofisik adalah lingkungan
yang terdiri dari komponen biotik dan abiotik yang berhubungan dan saling
mempengaruhi satu sama lain. Komponen biotik merupakan makhluk hidup seperti
hewan, tumbuhan dan manusia, sedangkan komponen abiotik terdiri dari benda –
benda mati seperti tanah, air, udara, cahaya matahari. Kualitas lingkungan
biofisik dikatakan baik jika interaksi antar komponen berlangsung seimbang.
2.
Lingkungan sosial ekonomi, adalah
lingkungan manusia dalam hubungan dengan sesamanya dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya. Standar kualitas lingkungan sosial ekonomi dikatakan baik jika
kehidupan manusia cukup sandang, pangan, papan, pendidikan dan kebutuhan
lainnya.
3.
Lingkungan budaya adalah segala kondisi,
baik berupa materi (Benda) maupun non materi yang dihasilkan oleh manusia
melalui aktivitas dan kreatifitasnya. Lingkungan budaya dapat berupa bangunan,
peralatan, pakaian, senjata. Dan juga termasuk non materi seperti tata nilai,
norma, adat istiadat, kesenian, sistem politik dan sebagainya. Standar kualitas
lingkungan diartikan baik jika di lingkungan tersebut dapat memberikan rasa
aman, sejahtera bagi semua anggota masyarakatnya dalam menjalankan dan
mengembangkan sistem budayanya.
Resiko
Lingkungan yang Tidak Sehat
1.
Penularan Penyakit Melalui Air.
Air
adalah mutlak bagi kehidupan. Tetapi jika kualitas air tidak di perhatikan,
maka air dapat menjadi sumber penyebab penyakit. Air dapat mengandung zat – zat
kimia yang berbahaya untuk kehidupan, bila terdapat pencemaran dengan berbagai
sumber alam maupun sumber kehidupan manusia. Banyak penyakit menular yang
bersumber pada air. Penyakit virus dapat bersumber pada air, seperti radang
mata yang sering di dapat setelah berenang di kolam yang kurang terpelihara.
Air selain dapat menularkan penyakit secara langsung, dapat juga menjadi tempat
perindukkan berbagai macam penyakit. Berbagai serangga memerlukan air untuk
berkembang biak seperti nyamuk yang dapat menularkan berbagai macam penyakit.
Tumbuhan air juga dapat menjadi habitat dari faktor penyakit. Keong air yang
dapat memerlukan schistosomiasis dari tumbuh – tumbuhan air itu. Tikus dan
binatang lainnya yang hidup di sekitar air juga dapat menjadi sumber penyakit
manusia, seperti penyakit leptopirosis.
2.
Penularan Penyakit Melalui Udara.
Penyakit
dapat ditularkan dengan menghirup penyebab penyakit dalam pernafasan. Penyakit
influenza dan tuberkulosis adalah contoh – contoh yang terinfeksi melalui
udara. Pencemaran udara dengan berbagai bahan kimia dapat menyebabkan kerusakkan
langsung pada paru – paru. Selain itu dapat menyebabkan iritasi pada paru –
paru sehingga mudah terserang oleh penyakit infeksi sekunder seperti TBC.
Selain itu bahan – bahan kimia ini banyak di duga sebagai penyebab kanker paru
– paru misalnya exhaust fume kendaraan bermotor.
3.
Penularan Penyakit Melalui Tanah.
Air
tanah banyak mengandung penyakit, terutama jika tercemar oleh kotoran manusia
dan hewan, baik secara sengaja maupun tidak sengaja. Penyakit tetanus dapat
terjadi jika luka kena tanah, jika tanah tercemar oleh kotoran hewan atau
manusia, yang mengandung penyebabnya yakni clostridiumtetani. Di dalam tanah
juga banyak di temukan bentuk – bentuk infeksi berbagai parasit. Cacing –
cacing perut penyebarannya melalui tanah, telornya di keluarkan dengan tinja.
Jika sampai di tanah, telor – telor itu akan tumbuh menjadi bentuk infektif
yang sudah siap untuk tumbuh di dalam badan manusia. Cara penularan dapat
terjadi jika telor – telor yang masak ini tertelan oleh makanan yang tercemar
oleh tanah yang mengandung telor tadi atau memakai tangan yang kotor.
Sumber :